Pesut Mahakam Jantan Ditemukan Mati di Sungai Samarinda, Masih dalam Proses Autopsi

perisaikaltim.com – Sebuah peristiwa yang mengkhawatirkan terjadi di Sungai Mahakam, Samarinda, dengan penemuan bangkai seekor pesut mahakam jantan, yang merupakan mamalia air tawar dilindungi. Temuan ini terjadi pada Jumat (21/6), dan saat ini sedang dalam proses autopsi untuk mengetahui penyebab kematian.

Danielle Kreb, seorang peneliti dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) di Samarinda, menjelaskan bahwa bangkai pesut ini diduga baru saja meninggal beberapa jam sebelum ditemukan, mengingat tubuhnya masih dalam kondisi yang baik tanpa tanda-tanda pembusukan.

“Kematian pesut ini sangat mengkhawatirkan karena telah tercatat sebagai kematian pesut keempat yang terjadi pada tahun 2024,” ujarnya.

Penyebab pasti kematian masih belum dapat dipastikan, dan proses autopsi yang sedang dilakukan di laboratorium perikanan Universitas Mulawarman (Unmul) diharapkan dapat memberikan jawaban. Danielle menegaskan bahwa hasil analisis laboratorium baru diperkirakan akan keluar dalam waktu 3-4 minggu mendatang.

Danielle menambahkan bahwa pesut ini diklasifikasikan sebagai kode “3”, menandakan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab kematian dengan pasti.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Suryawati Halim, menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Unmul dalam melakukan otopsi dan menganalisis data yang terkumpul.

“Kematian pesut ini harus segera diselidiki untuk mengidentifikasi penyebabnya. Langkah-langkah pencegahan yang tepat harus diambil untuk melindungi populasi pesut mahakam yang semakin berkurang di Sungai Mahakam,” tegasnya.

Suryawati menyoroti bahwa insiden ini bukan yang pertama kali terjadi di Kalimantan Timur, dengan kasus sebelumnya tercatat di Kota Bangun dan Tenggarong. Hal ini menunjukkan perlunya penanganan serius untuk mencegah lebih lanjutnya kematian yang dapat mengancam kelangsungan hidup spesies ini.

“Dengan investigasi yang cermat, kita berharap dapat menemukan penyebab kematian pesut ini dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk melindungi spesies endemik berharga ini,” tambahnya.

Related posts