perisaikaltim.com – Pada Rapat Pleno ke-15 Komite Manajemen Gas Kalimantan Timur (EKGMC), Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti, mengungkapkan pentingnya manajemen pasokan gas bumi dan operasional kilang LNG Bontang untuk mendukung energi nasional Indonesia. Dalam upaya mencapai target produksi gas bumi sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030, fokus utama adalah memasukkan gas dari lapangan-lapangan baru seperti Geng North, Gehem, dan lainnya.
Kalimantan Timur, yang menjadi tulang punggung produksi gas bumi nasional, berkontribusi sekitar 20% dari total produksi Indonesia. Namun, tantangan seperti manajemen pasokan gas, pemipaan, alokasi pasokan, dan optimalisasi pemrosesan di kilang LNG Bontang tetap menjadi fokus utama. Shinta menyatakan harapannya agar EKGMC dapat menyelesaikan permasalahan ini secara efektif.
Di sisi lain, SKK Migas terus mendorong inovasi dan peningkatan produksi melalui teknologi dan digitalisasi. Pada acara Pre IOG SCM Summit 2024 di Surabaya, peran teknologi dalam Supply Chain Management (SCM) hulu migas dibahas secara mendalam. Selain itu, Shinta juga meresmikan Sistem Pemetaan Kolaboratif Tata Ruang Hulu Migas atau SPEKTRUM IOG 4.0 untuk meningkatkan efisiensi tata ruang sektor hulu migas melalui integrasi data geospasial.
Rapat pleno EKGMC ke-15 ini juga menitikberatkan pada isu strategis seperti optimalisasi kilang LNG Bontang dan pemipaan East Kalimantan System. Diharapkan rapat ini dapat menghasilkan kesepakatan yang bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam industri migas Kalimantan Timur.