perisaikaltim.com – Petani di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) secara umum tetap sejahtera meskipun nilai tukar petani (NTP) mengalami penurunan sebesar 0,40 persen pada Juni 2024, dengan nilai NTP mencapai 135,56, jauh di atas angka keseimbangan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Yusniar Juliana, mengungkapkan bahwa NTP Kaltim pada Juni 2024 tercatat 135,56, turun tipis dari NTP Mei 2024 yang mencapai 135,96. “NTP Kaltim menunjukkan penurunan yang minim meskipun tetap berada di angka yang sejahtera,” katanya di Samarinda, Rabu.
Angka keseimbangan NTP adalah 100. Jika berada di bawah 100, petani mengalami kerugian, sedangkan di atas 100 berarti petani mendapatkan keuntungan. Dengan NTP yang mencapai 135,56, petani di Kaltim masih berada dalam kondisi sejahtera.
Nilai NTP sebesar 135,56 ini berasal dari lima subsektor pertanian, yaitu: subsektor tanaman pangan (NTP 102,94), hortikultura (117,47), tanaman perkebunan rakyat (179,23), peternakan (108,26), dan perikanan (98,71). Pada Juni 2024, terdapat dua subsektor yang mengalami kenaikan NTP, yaitu subsektor hortikultura yang naik 0,61 persen dan subsektor peternakan sebesar 1,65 persen. Sementara itu, tiga subsektor lainnya mengalami penurunan: tanaman pangan minus 0,01 persen, tanaman perkebunan rakyat minus 1,11 persen, dan perikanan turun 0,47 persen.
Yusniar menjelaskan bahwa NTP merupakan indikator penting untuk memantau daya beli petani di perdesaan, yang dihitung dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Semakin tinggi NTP, semakin kuat daya beli petani.
Data untuk penghitungan NTP di Kaltim diperoleh dari survei pemantauan harga di enam kabupaten, yaitu Paser, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, dan Penajam Paser Utara.
Seiring dengan penurunan NTP, nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) pada Juni juga tercatat turun, mencapai 140,78, atau turun 0,31 persen dibandingkan dengan NTUP bulan sebelumnya yang sebesar 141,22.