perisaikaltim.com – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Andi Satya Adi Saputra, menyerukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim untuk segera menyampaikan langkah konkret dalam mengatasi kekurangan jumlah dokter serta ketimpangan distribusi tenaga kesehatan di provinsi ini.
“Pemerataan tenaga kesehatan, baik di perkotaan maupun pelosok, sangat penting agar masyarakat dapat merasakan pelayanan kesehatan yang optimal. Kebutuhan akan penambahan dokter sudah sangat mendesak, apalagi penduduk terus bertambah dengan adanya Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim,” ujar Andi, Rabu (20/11/2024).
Kekurangan 2.000 Dokter dari Standar WHO
Menurut Andi Satya, jumlah dokter dan tenaga kesehatan di Kaltim masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
“Berdasarkan data WHO, idealnya terdapat satu dokter untuk setiap 1.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk Kaltim mencapai 4.050.079 jiwa, provinsi ini membutuhkan setidaknya 4.050 dokter. Namun, saat ini, Kaltim baru memiliki sekitar 2.000 dokter. Artinya, kita masih kekurangan hampir 50 persen dari standar WHO,” jelasnya melalui sambungan telepon.
Distribusi Dokter Tidak Merata
Ketimpangan distribusi tenaga kesehatan menjadi masalah serius di Kaltim. Dari sekitar 2.000 dokter yang ada, 80 persen terkonsentrasi di tiga kota besar: Balikpapan, Samarinda, dan Bontang. Hal ini menyebabkan daerah-daerah terpencil kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.
“Sebagian besar dokter memilih bertugas di kota-kota besar karena fasilitas dan insentif yang lebih menarik, seperti gaji tinggi, rumah dinas, hingga peluang pengembangan karier yang lebih luas,” ungkap Andi.
Strategi Pemprov: Insentif dan Fasilitas Memadai
Untuk mengatasi kekurangan dan ketimpangan ini, Andi menyarankan Pemprov Kaltim merekrut lebih banyak dokter spesialis dan memberikan insentif besar bagi mereka yang bersedia bertugas di wilayah terpencil. Ia mencontohkan keberhasilan Pemerintah Kota Bontang yang telah menerapkan kebijakan insentif guna menarik tenaga kesehatan.
“Kalau kesejahteraan terjamin, fasilitas memadai, akses jalan baik, dan insentif menarik, saya yakin dokter tidak akan ragu bertugas di daerah terpencil. Namun, jika hal ini diabaikan, maka ketimpangan akan terus terjadi,” paparnya.
Selain insentif, Andi menegaskan pentingnya menjamin kesejahteraan dokter melalui fasilitas yang memadai, akses infrastruktur yang baik, suasana kerja yang kondusif, serta pelatihan berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kaltim.
“Pemerintah provinsi harus lebih serius memastikan pemerataan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Kaltim. Ini adalah kunci untuk memberikan pelayanan kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat,” tegas Andi Satya.
Harapan untuk Langkah Konkret
Andi menekankan bahwa upaya pemerataan tenaga kesehatan harus segera diwujudkan mengingat pertumbuhan penduduk yang pesat di Kaltim, terutama dengan keberadaan IKN. “Langkah konkret harus segera diambil. Jangan sampai pelayanan kesehatan hanya dinikmati masyarakat kota, sementara masyarakat di pelosok terus tertinggal,” pungkasnya.(adv)
-udin