perisaikaltim.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, Damayanti, menegaskan bahwa keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada kompetensi dan kesiapan para guru. Menurutnya, peran guru tetap menjadi elemen kunci dalam menciptakan pembelajaran yang optimal meskipun Kurikulum Merdeka memberikan ruang lebih luas bagi siswa untuk mengembangkan potensi dan minat mereka.
Hal ini disampaikan Damayanti, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), kepada UpdateKaltim.com usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kaltim pada Kamis (14/11/2024).
“Kurikulum Merdeka ini memberi keleluasaan belajar bagi siswa, tetapi guru harus memiliki peran yang lebih aktif sebagai pemandu agar proses pembelajaran berjalan maksimal,” ujar Damayanti.
Ia menilai kebebasan belajar yang ditawarkan oleh Kurikulum Merdeka merupakan langkah progresif dalam dunia pendidikan. Namun, tantangan penerapannya, terutama terkait kesiapan guru, tidak boleh diabaikan. Guru harus mampu memandu siswa agar kebebasan yang diberikan menghasilkan pemahaman mendalam terhadap materi.
“Guru yang kompeten sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya sekadar mendapatkan kebebasan belajar, tetapi juga diarahkan dengan baik dalam memahami materi secara mendalam,” tambahnya.
Kurikulum Merdeka sebagai Inovasi Pendidikan
Secara konseptual, Kurikulum Merdeka adalah bagian dari upaya pemulihan pembelajaran di Indonesia. Kurikulum ini, yang sebelumnya dikenal sebagai Kurikulum Prototipe, dikembangkan sejak 2020 dan mulai diterapkan secara bertahap pada 2021.
Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, Kurikulum Merdeka dirancang lebih fleksibel dan fokus pada materi esensial, karakter, dan kompetensi siswa. Tidak seperti Kurikulum 2013 yang lebih berorientasi pada pendekatan kompetensi, Kurikulum Merdeka memberi siswa kebebasan memilih minat belajar mereka.
“Proses pembelajaran di Kurikulum Merdeka ditujukan untuk mewujudkan pembelajaran siswa yang holistik dan kontekstual. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermanfaat dan bermakna bagi siswa, bukan hanya sekedar hafalan materi,” jelas Anindito dalam penjelasannya.
Damayanti menambahkan bahwa fleksibilitas Kurikulum Merdeka dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun hanya jika para guru siap menjalankan peran mereka.
“Kesiapan dan kompetensi guru adalah kunci utama agar Kurikulum Merdeka ini bisa mencapai tujuannya dengan optimal,” tegasnya.
Ia juga berharap pemerintah terus memperkuat pelatihan dan pengembangan kapasitas guru agar mereka lebih siap menghadapi tuntutan pembelajaran yang lebih mandiri dan berbasis potensi siswa. “Pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan, dan guru adalah ujung tombaknya,” pungkas Damayanti.(adv)
-udin