perisaikaltim.com, Pemerintah tampaknya belum menemukan solusi yang memadai untuk menentukan nasib Hotel Atlit yang terletak di Kompleks GOR Kadrie Oening, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Hotel ini telah terbengkalai sejak selesainya Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 di Kaltim, di mana awalnya dibangun sebagai sarana penunjang untuk acara olahraga yang berlangsung empat tahun sekali.
Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono, menyuarakan pendapatnya mengenai perluasan pemanfaatan aset milik Pemprov Kaltim, termasuk Hotel Atlit. Ia menekankan, “Dari dulu saya sarankan bahwa aset kita yang hari ini tidur harus dimanfaatkan.”
Nidya, yang sering disapa Tio, berkomitmen untuk mendorong Penjabat (PJ) Gubernur Kaltim, Akmal Malik, untuk memaksimalkan pemanfaatan Hotel Atlit. Ia mengatakan, “Kita akan dorong lah ke PJ Gubernur supaya bisa lebih dimaksimalkan, apakah itu menggunakan opsi pihak ketiga untuk dijadikan hotel.”
Terkait usulan untuk mengubah Hotel Atlit menjadi perpustakaan, Nidya menolak ide tersebut karena hal ini akan memerlukan banyak perubahan struktur bangunan. Ia menyatakan, “Saya sangat tidak setuju karena banyak bagian struktur bangunan harus dirubah lagi.”
Nidya juga merencanakan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program-program yang telah ada. Program-program ini akan diprioritaskan dengan cermat, menentukan yang akan dilanjutkan dan yang akan menjadi opsi kedua. Terkait dengan Hotel Atlit yang saat ini tidak aktif, Nidya berkomitmen untuk berkoordinasi dengan Penjabat Gubernur yang baru untuk memaksimalkan penggunaan aset ini dengan cepat.
Ia meyakini bahwa pengelolaan yang baik akan memberikan manfaat besar, termasuk penyediaan fasilitas berkualitas dan peningkatan pendapatan daerah. Pernyataan Nidya Listiyono menyoroti pentingnya pemanfaatan optimal aset publik untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi daerah. (adv)