Persoalan Pembebasan Lahan Hampakan Proyek Strategis Nasional Bendungan Marangkayu

Perisaikaltim.com, Samarinda – Proyek strategis nasional Bendungan Marangkayu, yang ditargetkan rampung pada semester I Tahun 2024, masih menghadapi hambatan dalam proses pembebasan lahan. Ketua Komisi I DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu, menjelaskan bahwa dari 800 petak lahan yang dimiliki warga dan memiliki status clean and clear, BPN Kukar diminta untuk segera mengirimkan datanya ke Balai Wilayah Sungai (BWS) K.IV.

“Setelah BWS K.IV menerima datanya, kemudian data tersebut akan diteruskan kepada Elman yang merupakan juru bayar untuk dapat diproses. Yang katanya, paling lambat satu bulan setelah data diterima, akan dilakukan proses pembayaran,” ujar Baharuddin Demmu usai memimpin rapat dengar pendapat Komisi I dengan BPN Kukar, DKP Kukar, BWS K.IV, Dispertaru Kukar, Distanak Kukar, dan perwakilan warga Desa Sebuntal dan Desa Bunga Putih, Kecamatan Marangkayu, Kukar, Kamis (28/12).

Namun, masih terdapat 400 petak lahan yang warga tuntut untuk dilakukan ganti rugi. Proses mediasi masih berlangsung karena adanya tumpang tindih antara PT.PN, KSP Kalpataru, dan PHS.

“Yang harus dipahamkan betul kepada rakyat itu pengertian konsinyasi itu, selama ini katanya kan kalau sudah dititip sebentar lagi diterima padahal, harus diurus, karena itu rakyat akan melakukan gugatan dan melibatkan data-data yang dikemukakan rakyat jauh sebelum PT.PN itu hadir dikampung kami kata mereka, apalagi rakyat tidak pernah mendapat ganti rugi selama kehadiran PT.PN,” terangnya.

HGU PT.PN VIII sudah berakhir, yang artinya sudah tidak memiliki legalitas. Namun, menurut keterangan dari pihak BPN, ada aturan yang mengatur hal tersebut yang menyebutkan sebagai aset yang dimiliki tiga kementerian terkait.

PPK DSE BWS K.IV, Ichwan, menyatakan bahwa progres keseluruhan mencapai 95 persen dengan sumber pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan ditargetkan rampung seratus persen pada semester I Tahun 2024.

“Pada pembangunan bendungan Marangkayu ada empat sumur migas yang terdampak, untuk mengurangi dampak maka dilakukan elevasi 107 meter, satu meter berjarak dari elevasi sumur migas 108 meter. Kemudian ada juga sumur-sumur migas lain yang terdampak jadi total sebanyak 24 sumur,” jelasnya. (adv)

Related posts