perisaikaltim.com – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Salehuddin, menyatakan bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia tidak seharusnya berganti setiap kali terjadi perubahan kepemimpinan, baik di tingkat menteri maupun presiden. Menurutnya, alih-alih mengganti secara mendadak, kurikulum yang ada, seperti “Kurikulum Merdeka,” lebih baik dievaluasi dan disempurnakan secara menyeluruh.
“Saya pikir, tidak perlu setiap ganti menteri langsung diikuti pergantian kurikulum. Jika ada yang perlu diperbaiki, tentu saya setuju. Tapi kalau untuk mengganti kurikulum secara total, sebaiknya jangan dulu,” ujar Salehuddin saat dihubungi melalui telepon, Rabu (6/11/2024).
Salehuddin menekankan bahwa saat ini Kurikulum Merdeka masih dalam tahap adaptasi di berbagai sekolah di Indonesia. Proses adaptasi ini tidak hanya dirasakan oleh siswa, tetapi juga oleh guru dan kepala sekolah yang terus menyesuaikan diri dengan metode dan tuntutan kurikulum baru tersebut.
“Evaluasi itu bagian dari perbaikan yang baik. Namun, mengganti kurikulum di tengah proses adaptasi hanya akan membuat sistem pendidikan kita semakin tidak stabil,” tambah Salehuddin.
Ia menyoroti bahwa proses adaptasi di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, terutama karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di sektor pendidikan. Guru dan tenaga pendidikan masih memerlukan waktu dan pelatihan untuk menyesuaikan kompetensi mereka dengan tuntutan Kurikulum Merdeka, sementara siswa juga masih berada dalam tahap awal memahami struktur kurikulum ini.
“Guru dan tenaga pendidikan harus benar-benar siap sebelum kita menuntut mereka menyesuaikan diri dengan kompetensi Kurikulum Merdeka. Kalau tiba-tiba kita ganti lagi kurikulumnya, ini akan berdampak negatif bagi pendidikan kita,” jelas Salehuddin.
Menurutnya, perubahan kurikulum yang terlalu sering bisa berdampak buruk pada dunia pendidikan karena menyebabkan ketidakstabilan. Pergantian kurikulum setiap kali ada perubahan kepemimpinan hanya akan membingungkan pihak-pihak yang terlibat, terutama siswa yang menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
“Kita tidak bisa terus-menerus mengganti kurikulum hanya karena ada pergantian di tingkat pemerintahan. Harus ada kesinambungan dalam kebijakan pendidikan kita agar tidak membingungkan semua pihak yang terlibat,” tegasnya.
Salehuddin menggarisbawahi bahwa stabilitas dan kesinambungan dalam sistem pendidikan sangat penting untuk mencetak generasi yang unggul dan kompetitif. “Kita butuh pendidikan yang stabil dan berkesinambungan, bukan yang selalu berubah setiap kali ada pergantian pucuk pimpinan. Ini demi masa depan generasi muda kita,” pungkasnya.(adv)
-udin