perisaikaltim.com – Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Darlis Pattalongi, menyerukan perlunya perombakan sistem pendidikan nasional sebagai respon atas krisis moral yang tengah mencuat di tengah masyarakat, terutama di kalangan pelajar.
Hal ini disampaikannya saat menanggapi maraknya perbincangan publik mengenai fenomena grup Facebook “Fantasi Sedarah” yang viral dan menimbulkan kekhawatiran soal degradasi nilai-nilai etika di kalangan generasi muda.
“Kita terlalu fokus pada capaian akademik. Padahal pembentukan karakter jauh lebih penting sebagai fondasi,” kata Darlis dengan nada prihatin, Rabu, 28 Mei 2025.
Menurutnya, ketimpangan dalam orientasi kurikulum menjadi akar persoalan. Sistem pendidikan saat ini dianggap belum mampu menjawab tantangan perkembangan zaman, terlebih dalam menghadapi pesatnya kemajuan teknologi dan informasi.
“Kepandaian saja tidak cukup kalau akhlak pelajar kita terabaikan. Tanpa karakter, kepintaran bisa berujung pada penyimpangan,” tegas politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Darlis menilai bahwa meskipun teknologi digital berperan besar dalam membentuk perilaku anak-anak muda, bukan teknologi yang harus disalahkan. Justru, pendekatan dalam dunia pendidikan yang harus dirombak agar mampu membekali pelajar dengan filter moral yang kuat.
“Teknologi tidak bisa dicegah. Yang bisa kita lakukan adalah mengatur bagaimana generasi muda kita beradaptasi dengan kemajuan itu lewat pendidikan karakter,” ujarnya.
Karena itu, ia mendesak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk segera menyusun ulang arah kurikulum nasional. Darlis menekankan bahwa sistem pendidikan harus lebih menekankan nilai-nilai etika, tanggung jawab sosial, dan moralitas sejak dini.
“Kalau tidak segera diubah, maka generasi kita akan tergerus oleh arus digital tanpa kendali. Reformasi kurikulum ini harus menjadi prioritas nasional,” pungkasnya. (adv)