Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Andi Satya Adi Saputra Soroti Lonjakan Kasus Rabies di Kaltim: Ini Soal Nyawa, Bukan Sekadar Gigitan

perisaikaltim.com –  Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Andi Satya Adi Saputra, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap lonjakan kasus gigitan hewan penular rabies di wilayah Kaltim. Berdasarkan data hingga April 2025, tercatat sebanyak 1.334 kasus, dengan 391 di antaranya terjadi dalam empat bulan terakhir.

“Kasus rabies ini bukan sekadar soal gigitan hewan. Ini soal nyawa manusia. Data kasus yang terus naik adalah alarm serius bagi kita semua,” ujar Andi Satya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Sebagai seorang dokter sekaligus legislator, Andi Satya menekankan bahwa rabies merupakan penyakit mematikan yang hampir selalu berujung fatal jika tidak segera ditangani. Ia mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat akan pencegahan dan respons cepat terhadap kasus gigitan.

Ia juga menyoroti miskonsepsi umum bahwa rabies hanya ditularkan oleh anjing. Menurutnya, virus rabies juga dapat dibawa oleh kucing, kera, hingga kelelawar. “Kita harus ubah persepsi. Banyak masyarakat belum tahu bahwa kucing, kera, bahkan kelelawar bisa jadi pembawa virus rabies,” katanya.

Andi Satya juga memberikan panduan penanganan darurat bagi warga yang mengalami gigitan hewan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencuci luka gigitan dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit, kemudian menggunakan antiseptik seperti povidon iodine atau alkohol 70%.

Selanjutnya, korban harus segera menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk melapor dan mendapatkan vaksinasi antirabies. “Kalau luka gigitan dalam atau luas, maka perlu disuntik imunoglobulin juga. Penanganan dalam 24 jam sangat penting,” tegasnya.

Dalam kapasitasnya sebagai anggota DPRD, Andi mendorong agar instansi terkait tidak hanya fokus pada penanganan medis, melainkan juga memperkuat program vaksinasi hewan dan edukasi publik. “Jangan tunggu ada korban jiwa baru bergerak. Kita sudah punya semua instrumennya. Tinggal kemauan dan koordinasi lintas sektor,” pungkasnya. (adv)

226
Related posts