Desa Wono Sari Transformasi Bekas Tambang Batu Bara Jadi Destinasi Wisata Unggulan

perisaikaltim.com – Desa Wono Sari di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), telah berhasil mengubah bekas tambang batu bara yang terbengkalai menjadi destinasi wisata unggulan, Wisata Alam Goa Tapak Raja. Transformasi ini terjadi setelah pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke PPU, yang memicu pertumbuhan pesat di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

Ketua PKK Kabupaten PPU, Linda Romauli Siregar, menyatakan bahwa sejak pemindahan IKN, sektor pariwisata di wilayah tersebut berkembang pesat. “Goa Tapak Raja adalah contoh nyata bagaimana sektor pariwisata dapat berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya saat menerima kunjungan Tim Penilai Lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Kaltim di Wono Sari, Kamis (8/8).

Kawasan wisata ini dulunya merupakan tambang batu bara yang ditinggalkan sejak 2012. Lahan tersebut sempat terbengkalai sebelum akhirnya diubah pada tahun 2020. Pemerintah desa, bersama masyarakat dan pihak terkait, memutuskan untuk menjadikan goa sebagai destinasi wisata unggulan sebagai bagian dari persiapan menyambut IKN.

Usaha gotong royong melibatkan lembaga kemasyarakatan desa, warga setempat, serta pihak ketiga, yang berhasil mengubah lokasi tersebut menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi, termasuk oleh turis asing.

Linda Romauli Siregar bersyukur karena Wono Sari berhasil masuk dalam tiga besar nominasi lomba BBGRM yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim. Pencapaian ini menunjukkan bahwa Wono Sari mampu bersaing dengan 841 desa lainnya di Kaltim, serta mencerminkan tingkat gotong royong masyarakat yang tinggi.

“Masuknya Wono Sari ke tiga besar adalah cerminan dari semangat gotong royong masyarakat dan aparatur desa. Saya yakin Wono Sari bisa meraih juara pertama,” ungkap Linda. Namun, ia juga mengingatkan bahwa juara dalam lomba ini adalah bonus dari pelayanan yang diberikan pemerintah desa, dan konsistensi dalam menggerakkan masyarakat serta merangkul berbagai pihak adalah yang terpenting.

Rombongan Tim Penilaian Lomba BBGRM dipimpin oleh Roslindawaty, Kabid Pemberdayaan Kelembagaan dan Sosial Budaya Masyarakat DPMPD Provinsi Kaltim. Tim penilai terdiri dari berbagai unsur, termasuk DPMPD Provinsi Kaltim, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kaltim, dan Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat (Forkom KPM) Kaltim.

Related posts