UGM dan NUS Jalin Kerja Sama untuk Pengembangan IKN dan Penelitian Berkelanjutan

perisaikaltim.com- Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Nasional Singapura (NUS) telah sepakat untuk menjalin kolaborasi dalam bidang pendidikan dan penelitian untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi di kedua negara. Selain itu, kedua universitas juga berkomitmen untuk mendukung proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dengan mendorong konsep pembangunan kota yang berkelanjutan.

Perjanjian kolaborasi ini diumumkan oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M. Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dalam konferensi pers di Balai Senat UGM pada Senin (02/09), setelah menerima kunjungan dari President NUS. Ova Emilia menyatakan bahwa kerja sama ini telah memasuki tahap diskusi ahli dan penyusunan proposal dari kedua belah pihak.

UGM dan NUS telah berhasil mengumpulkan para pakar dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu untuk merumuskan agenda penelitian dan akademik yang bertujuan mengembangkan kota modern dan berkelanjutan. “Fokus utama kami adalah pada keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan IKN. Kami ingin mensinergikan kebijakan pemerintah dengan inovasi akademis dan solusi praktis untuk memastikan pembangunan IKN sesuai dengan prinsip keberlanjutan, efisiensi, dan inklusivitas,” kata Rektor.

Diharapkan bahwa kolaborasi ini dapat mengatasi tantangan dalam akuisisi pengetahuan dan kebijakan untuk membangun lingkungan yang berkelanjutan, dengan memperhatikan keseimbangan antara pembangunan dan konservasi. Pembangunan IKN juga akan melibatkan program pemulihan keanekaragaman hayati sebagai dasar untuk regulasi iklim.

Penelitian bersama akan mencakup berbagai aspek, seperti mitigasi dampak pembangunan di masa depan, peningkatan kualitas udara, pengelolaan air, dan perbaikan iklim mikro di IKN. Peningkatan kualitas lingkungan ini diharapkan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, termasuk kesehatan dan pendidikan, serta mendorong keterlibatan masyarakat yang lebih aktif. “Inisiatif ini akan berkontribusi pada pengembangan kota yang berkelanjutan di masa depan, termasuk meningkatkan ketahanan panas di masyarakat,” tambah Ova.

Selain itu, UGM dan NUS juga akan memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara para ahli dari kedua universitas serta pejabat pemerintah. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong inovasi dan penelitian terkait pembangunan dan pengelolaan kota baru dengan memanfaatkan sumber daya akademis dan teknologi.

UGM juga akan mengusung konsep restorasi dan reforestasi lingkungan di kawasan IKN. “Setelah fase ini selesai, kami akan melanjutkan ke tahap penelitian berikutnya,” ujar Ova.

Presiden NUS, Prof. Tan Eng Chye, menyatakan antusiasmenya terhadap kerja sama ini. Tan menyoroti pentingnya penelitian tentang perubahan iklim dan solusinya sebagai salah satu topik utama kolaborasi antara UGM dan NUS. “Kami merasa terhormat dapat terlibat dalam proses penelitian untuk pembangunan IKN dan berharap kolaborasi ini dapat memperkuat upaya yang telah dilakukan,” ujar Tan.

Lebih lanjut, Tan mengungkapkan bahwa akan ada lima pakar dari NUS yang bekerja sama dengan Fakultas Geografi UGM untuk mencari solusi terkait perubahan iklim regional dan global. NUS juga akan memanfaatkan program NUS Cities untuk mengatasi masalah urbanisasi yang mungkin dihadapi IKN. “Kami berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi IKN,” tutup Tan.

 
Related posts