Perisaikaltim.com, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengangkat permasalahan antrean panjang yang terus terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Menurutnya, masalah antrean yang mengular ini sudah menjadi hal yang berkelanjutan dan penyebabnya disoroti pada pihak Pertamina.
“Dari dulu penyebab antrean yang terus memanjang ini, dari Pertamina,” ungkap AH kepada korankaltim.com pada Senin (20/11/2023), sambil menyoroti sikap Pertamina yang terkesan menghindar saat masalah muncul. Menurutnya, Pertamina seharusnya bertanggung jawab dalam mengatur niaga distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan baik.
Sementara permasalahan antrean tidak hanya terjadi di Samarinda, tetapi juga di berbagai kabupaten/kota lain di Kalimantan Timur (Kaltim). AH mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melakukan penilaian sendiri terkait kebenaran kelangkaan BBM ataukah hanya permainan semata.
“Kuota seharusnya normal, tapi ada kelangkaan yang menyebabkan antrean panjang. Bukan tidak mungkin ada kemungkinan kuota BBM dialihkan ke industri,” paparnya.
Wali Kota juga menyampaikan dugaannya bahwa kelangkaan BBM seringkali terjadi di Kota Samarinda dengan berbagai modus operandi. Ia bahkan menduga bahwa BBM diambil dengan menggunakan mobil biasa yang telah dimodifikasi, mengakibatkan berkurangnya ketersediaan BBM tidak hanya di kota tersebut tetapi juga di daerah sekitarnya.
Lebih lanjut, AH menekankan bahwa masalah seperti ini bukanlah insiden yang terjadi sekali atau dua kali saja. Dalam pandangannya, tidak mungkin masalah berulang kali terjadi tanpa ada sesuatu yang mendasarinya. Namun, dia juga mengakui bahwa pemerintah memiliki keterbatasan dalam kewenangannya untuk menangani masalah ini secara langsung.
“Pertamina memiliki kewenangan yang sangat mungkin untuk mengatasi hal ini jika mereka mau,” tambahnya.
AH juga menyoroti kasus penjualan BBM ilegal yang marak di masyarakat, menyebut bahwa BBM yang dijual kembali pasti berasal dari SPBU. Menurutnya, pihak Pertamina seharusnya mengetahui kondisi tersebut dan tidak boleh menganggap remeh praktik ilegal tersebut.
“Bohong kalau mereka tidak tahu, biang keroknya ada di Pertamina. Bagi mereka, sepertinya menjual BBM secara ilegal bukanlah hal yang penting,” tegasnya.
Dengan keyakinan bahwa Pertamina seharusnya mampu menegakkan aturan di semua SPBU untuk mencegah kecurangan dalam penjualan, AH berharap agar masalah ini dapat segera diatasi demi kebaikan masyarakat.